Our Blogger Templates Web Design

Selamat datang, saya sangat mengharapkan komentar atau saran dari Reader, semoga menemukan banyak manfaat dari Blog ini

About This Blog

;)
RSS

Dapatkan membuat air sebagai pengganti BBM?


Dewasa ini semakin digalakkan berbagai upaya untuk memperoleh bahan bakar yang murah dan ramah lingkungan. Salah satunya adalah menggunakan air sebagai bahan bakar (Blue energy), walaupun cara ini dianggap mustahil dilakukan namun penelitian tentang ini masih terus dilakukan.

Mengubah air menjadi bensin, minyak solar, minyak tanah dan avtur adalah sesuatu yang tidak mungkin. Sebab, air terdiri atas komponen hidrogen dan oksigen; dan untuk mengubahnya menjadi hidrokarbon yang non polar adalah sesuatu yang mustahil dimana sifat air yang polar sangat berlainan sifatnya dengan hidrokarbon yang non-polar. Demikian kajian yang diumumkan oleh Tim peneliti dari UGM.

Tim peneliti yang beranggotakan Dr Tumiran, Drs Sudiartono MSc, Dr Wega Trisunaryanti dan Dr Jayan Sentanuhady didampingi Ketua Senat Akademik UGM Prof Dr dr Sutaryo dan Kepala Bidang Humas dan Keprotokolan UGM Drs Suryo Baskoro MS dihadapan beberapa wartawan membahas Blue Energy berdasarkan konsep tinjauan ilmiah.

“Secara hukum logis energi, konsep ini (Blue Energy) jelas sangat tidak rasional, karena air yang mengandung hidrogen memiliki sensivitas yang tinggi dimana harus diubah menjadi hidrokarbon yang memiliki sensivitas rendah,” kata peneliti Hidrogen dari Fakultas MIPA UGM Dr Wega Trisunaryanti.

Menurut Wega, pada prinsipnya air memang dapat diubah menjadi hidrogen dengan teknik elektrolisis, dan gas hidrogen digunakan sebagai bahan bakar. Sementara, proses elektrolisis dari air menjadi gas hidrogen membutuhkan energi yang sangat besar. Hal ini dibenarkan oleh Dr Jayan Sentanuhady, menurutnya, teknologi seperti ini perlu puluhan tahun untuk ditemukan. Padahal, sebelumnya, sudah ada orang pertama yang membuat dokumentasi tentang elektrolisis ini, dr William Rhodes disekitar tahun 1960. Namun hanya Prof Yull Brown sebagai orang yang secara serius mempopulerkan metode elektrolisis ini. Kendati begitu, kata Jayan, di dunia scientist sendiri sudah banyak pakar meragukan efisiensi proses ini karena dipandang sebagai sesuatu hal yang memboroskan. “Artinya proses elektrolisis yang umumnya menggunakan electric pulse ini masih terlalu mahal dibandingkan dengan energi yang didapatkan, akibat biaya produksi dengan energi value yang dihasilkan belum seimbang secara ekonomis,” ujar peneliti Laboratorium Konversi Energi UGM ini.

Menurut Sutaryo, pernyataan proses Blue Energy seperti yang selama ini dilansir di media telah menyalahi hukum kekekalan energi. Sehingga, tim dari UGM merasa perlu memberikan penjelasan kepada publik, agar masyarakat mendapatkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Laman

Pengikut

About Me

keindahan hidup
love......love
Lihat profil lengkapku